Saat ini, teknologi memang sudah berkembang sangat pesat dan ini secara otomatis mampu berpengaruh terhadap perkembangan di dunia bisnis juga. Sekarang ini, semua bisa dilakukan dengan cara online, praktis dan mudah. Tentu ini berdampak baik bagi peradaban manusia yang semua segalanya harus dilakukan dengan banyak membuang tenaga dan waktu, kini segalanya bisa dilakukan dengan lebih praktis, hemat tenaga dan waktu. Hal ini juga dirasakan bagi pebisnis pulsa, dimana kalau selama ini mereka hanya bergantung kepada biller pulsa atau agen yang menyediakan layanan pengisian pulsa, kini telah berubah. Inovasi muncul untuk memberikan lebih banyak kemudahan untuk para pelanggan khususnya dalam proses pengisian stok pulsa ataupun proses pembayaran beberapa tagihan secara online.
Saat ini, tak melulu bergantung pada biller pulsa atau agen, dimana pelanggan dalam proses pengisian pulsa atau pembayaran bisa memanfaatkan layanan stok pulsa bank. Adanya inovasi ini tak berarti pihak bank secara langsung menjual pulsa seperti yang agen lakukan, namun pihak bank hanya sebagai fasilitator penyediaan pulsa. Pada system layanan ini, data yang masuk otomatis akan terkoneksi pada server induk dan bukan server cabang. Tak cuma itu, semua data sangat terjaga dalam aspek kerahasiaannya. Bahkan untuk menyediakan layanan pengisian pula dan pembayaran sejumlah tagihan online akan melalui proses switching untuk mendapatkan sertifikasi oleh pihak auditor eksternal. Ini tentu jauh lebih mudah daripada layaknya pembelian melalui biller pulsa atau agen karena system ini sungguh terjamin.
Akan tetapi, saat ini ada sejumlah orang yang masih belum paham, soal stok pulsa bank. Masih ada yang menganggap bahwa pihak bank sendiri yang melakukan penjualan pulsa lewat fasilitas ini. Anggapan ini tidak tepat, karena bank bukanlah berjualan pulsa namun bank Cuma ingin mendapatkan profit sharing lewat adanya fasilitas yang dibuat tersebut. Bahkan, pihak bank tidak mau menanggung resiko jikalau nanti terjadi gangguan teknis dalam proses pengisian pulsa. Misalnya, ketika penanganan melakukan pengisian pulsa, dan pulsanya tidak masuk ke nomor pelanggan, bank tidak mau menanggapi hal ini dan saldo pun tetap akan hilang. Biasanya, pihak bank akan mengarahkan pelanggan untuk menghubungi operator terkait untuk mendapatkan jalan keluar.
Hal yang membedakan stok biller pulsa dengan stok pulsa bank yakni dalam proses pengisian pulsa melalui bank maka pada awalnya harus melalui kerja sama dengan perusahaan switching dimana perusahaan ini nanti bisa menghubungkan pihak bank dengan pihak operator. Dengan adanya bentuk kerja sama tersebut, maka tak seluruh bank memiliki fasilitas ini ketika mereka tak membangun hubungan dengan perusahaan switching. Untuk bekerja sama dengan perusahaan switching ada beberapa syarat dan ketentuan yang wajib dipenuhi. Setelah semua prosedur terlengkapi, bank baru bisa mendapatkan fasilitas ini pada nasabahnya.
Saat ini, tak melulu bergantung pada biller pulsa atau agen, dimana pelanggan dalam proses pengisian pulsa atau pembayaran bisa memanfaatkan layanan stok pulsa bank. Adanya inovasi ini tak berarti pihak bank secara langsung menjual pulsa seperti yang agen lakukan, namun pihak bank hanya sebagai fasilitator penyediaan pulsa. Pada system layanan ini, data yang masuk otomatis akan terkoneksi pada server induk dan bukan server cabang. Tak cuma itu, semua data sangat terjaga dalam aspek kerahasiaannya. Bahkan untuk menyediakan layanan pengisian pula dan pembayaran sejumlah tagihan online akan melalui proses switching untuk mendapatkan sertifikasi oleh pihak auditor eksternal. Ini tentu jauh lebih mudah daripada layaknya pembelian melalui biller pulsa atau agen karena system ini sungguh terjamin.
Akan tetapi, saat ini ada sejumlah orang yang masih belum paham, soal stok pulsa bank. Masih ada yang menganggap bahwa pihak bank sendiri yang melakukan penjualan pulsa lewat fasilitas ini. Anggapan ini tidak tepat, karena bank bukanlah berjualan pulsa namun bank Cuma ingin mendapatkan profit sharing lewat adanya fasilitas yang dibuat tersebut. Bahkan, pihak bank tidak mau menanggung resiko jikalau nanti terjadi gangguan teknis dalam proses pengisian pulsa. Misalnya, ketika penanganan melakukan pengisian pulsa, dan pulsanya tidak masuk ke nomor pelanggan, bank tidak mau menanggapi hal ini dan saldo pun tetap akan hilang. Biasanya, pihak bank akan mengarahkan pelanggan untuk menghubungi operator terkait untuk mendapatkan jalan keluar.
Hal yang membedakan stok biller pulsa dengan stok pulsa bank yakni dalam proses pengisian pulsa melalui bank maka pada awalnya harus melalui kerja sama dengan perusahaan switching dimana perusahaan ini nanti bisa menghubungkan pihak bank dengan pihak operator. Dengan adanya bentuk kerja sama tersebut, maka tak seluruh bank memiliki fasilitas ini ketika mereka tak membangun hubungan dengan perusahaan switching. Untuk bekerja sama dengan perusahaan switching ada beberapa syarat dan ketentuan yang wajib dipenuhi. Setelah semua prosedur terlengkapi, bank baru bisa mendapatkan fasilitas ini pada nasabahnya.
0 komentar:
Posting Komentar