Awalnya, pengisian pulsa dan pembayaran tagihan dilakukan dengan cara perantara server cabang, biller pulsa, maupun agen pulsa. Namun, sudah 10 tahun terhitung sejak 2007 Bank mulai membuka layanan stok bank. Menariknya, apabila biasanya pengisian pulsa dilakukan melalui beberapa proses, dengan menggunakan fasilitas stok dari bank ini data akan langsung disalurkan pada server induk, bukan server cabang. Pengiriman data langsung ke server induk tentunya membawa kelebihan tersendiri yaitu terjaminnya kerahasiaan dan aman. Namun, pemasangan awal stok bank tentu sudah melalui proses switching yang wajib disetifikasi oleh auditor eksternal agar bisa digunakan di ritel modern channel dan seluruh ATM.
Persepsi Stok Bank
Karena stok bank dianggap hampir sama cara kerjanya oleh masyarakat awam, seingkali bank mendapat persepsi masyarakat negatif, yaitu berjualan pulsa. mungkin orang yang tidak faham akan berfikir untuk apa bank dengan income yang besar harus repot-repot berjualan pulsa? Persepsi ini salah kaprah. Bank tidak berniat untuk berjualan pulsa atau mengirimkan tagihan. Bank lebih tertarik dengan profit sharing yang ditawarkan server induk.
Pada dasarnya fungsi bank tetaplah mengedarkan uang, meminjam, dan mengumpulkan uang. Meskipun bank tertarik dengan profit sharing yang ditawarkan, tetap saja stok bank yang sudah dilakukan apabila mengalami kendala atau gangguan teknis maka sudah menjadi resiko pelanggan. Bank tidak akan membantu apa-apa karena bank tidak ingin berhubungan dengan reseller. Seperti contoh yang kita jumpai, ketika membeli pulsa di ATM, dalam jumlah nominal Rp 100.000. Kemudian setelah menunggu sampai sehari pulsa tidak kunjung masuk, maka bisa dipastikan uang Anda akan tetap hilang meskipun mencoba untuk komplain ke bank.
Proses pengiriman pulsa melalui stok bank pada awalnya juga berelasi dengan perusahaan switching. Perusahaan tersebut akan mengubungkan bank dengan operator. Syarat- syarat yang harus dimiliki yaitu bank harus terdaftar resmi dan berbadan hukum. Syarat ini dilengkapi dengan adanya pelampiran NPWP perusahaan, bukti kerjasama dengan perusahaan switching, dan penandatanganan perjanjian kerjasama, kerahasiaan setelah sistem IT yang dikendalikan berhasil dijalankan.Selain itu, syarat teknis untuk mencapai keberhasilan transaksi dengan memiliki anggota IT yang sudah ahli di bidangnya serta berhasil dalam penggunaan User Acceptance Test dengan perusahaan switching. Setelah pemenuhan syarat sudah selesai, maka barulah bank bisa menjalankan fasilitasnya.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa penggunaan stok bank dalam pengisian pulsa atau transfer tagihan sangat aman dilakukan. Selain itu, data- data Anda sudah dipastikan dirahasiakan. Bank juga sudah melakukan persyaratan legal dan menggunakan transaksi real-time. Hanya saja kelemahannya terletak pada kejadian pending transaksi yang mengakibatkan uang yang sudah kita setor hilang. Namun hal ini jarang terjadi, sehingga Anda bisa menentukan mana yang lebih efektif, apakah melalui chip, mochan, atau H2H.
0 komentar:
Posting Komentar